ALAM-ALAM KEHIDUPAN
oleh :Cornelis Wowor, M.A.
Menurut pandangan Agama Buddha, bumi kita ini hanya merupakan salah
satu titik kecil saja di alam semesta, dan bumi bukan merupakan
satu-satunya tempat kehidupan makhluk. Juga bukan hanya manusia dan
binatang yang merupakan makhluk yang hidup di bumi ini. Jumlah bumi di
alam semesta ini banyak sekali dan begitu pula dengan makhluk hidup.'
Kelahiran dapat terjadi di alam yang lain. Ada 31 alam
kehidupan yang dapat menjadi tempat kelahiran (kembali) makhluk
berdasarkan pada karma baik atau buruk dari makhluk yang bersangkutan
(lihat tabel).
Ada empat Alam Tak Menyenangkan (Duggati) yaitu:
1. Niraya (ni+aya: tanpa kebahagiaan) —Alam menyedihkan, tempat
makhluk-makhluk menerima dan mengalami hasil dari perbuatan karma buruk.
Niraya terkenal juga sebagai neraka, tetapi bukan merupakan neraka
yang kekal bagi makhluk. Setelah kekuatan karma buruknya melemah maka
makhluk itu dapat terlahir kembali di alam yang lebih baik atau
menyenangkan sebagai akibat karma baik mereka yang lampau.
2. Tiracchana-yoni —yaitu alam binatang, makhluk yang terlahir menjadi binatang karena adanya karma buruk.
Binatang dapat terlahir kembali di alam manusia sebagai manusia karena
hasil dari karma baiknya yang lampau maupun sekarang. Walaupun hidup
sebagai binatang, ada binatang-binatang tertentu (anjing, kucing dan
lain-lain) yang hidup lebih baik daripada manusia. Kehidupan yang baik
dari binatang tersebut karena hasil dari karma baiknya yang lampau.
3. Peta —yaitu makhluk yang tak merasakan kesenangan.
Makhluk-makhluk di alam peta ini dikenal sebagai setan atau "hantu".
Peta merupakan makhluk-makhluk yang berbentuk tak sempurna, dan
berbeda-beda bentuk. Dalam Anguttara Nikaya II disebutkan bahwa ada
tukang jagal yang terlahir menjadi Peta.
Ada empat macam Peta yaitu:
1. Vantasika, peta yang hidup dari muntah.
2. Khuppipasika, peta yang selalu lapar dan haus.
3. Nijjhamatanhika, peta yang selalu haus
4. Paradattupajivika, peta yang hidup berdasarkan dana dari orang lain.
Paradattupajivika peta yang disebutkan dalam Tirokkuda Sutta,
adalah peta yang bila mendapat "pembagian" atau "kiriman jasa" dari
keluarganya yang masih hidup, maka ia dapat tertolong dan akibatnya ia
dapat terlahir kembali di alam yang lebih baik atau menyenangkan. Tetapi
sesungguhnya tidak ada pembagian, pelimpahan atau kiriman jasa kepada
mereka. Mereka tertolong karena mereka melihat keluarga mereka berbuat
kebaikan atas nama mereka. Ketika mereka melihat perbuatan baik dari
keluarga mereka itu, yang dilakukan atas nama mereka, mereka menjadi
senang dan turut bergembira (mudita citta) dengan perbuatan baik itu.
Karena ia memunculkan pikiran baik (mudita citta) pada dirinya sendiri,
maka secara langsung ia telah berbuat karma baik melalui batinnya
sendiri. Karma baik inilah yang menolong peta tersebut, yaitu karma baik
yang dibuatnya sendiri.
4. Asura.
Alam tempat setan Asura.
Asura, secara harfiah, berarti makhluk yang bersinar. Asura merupakan
makhluk yang tak bahagia seperti peta.
Tujuh Alam Menyenangkan (Suggati) yaitu:
1. Manussa —Alam Manusia.
Alam manusia merupakan alam campuran antara menyenangkan dan
menyedihkan. Para Bodhisattva memilih Alam Manusia sebagai alam yang
tepat untuk melayani dunia dan untuk mencapai kesempurnaan menjadi
Buddha. Para Buddha selalu lahir sebagai manusia.
2. Catummaharajika —Alam Dewa Empat Penjuru.
Alam ini merupakan alam kehidupan dari para dewa pelindung di empat
penjuru bersama para pengikut mereka. Dewa pohon, dewa bumi, dewa
angkasa, dan lain-lain termasuk dalam alam dewa ini.
3. Tavatimsa —Alam Surga dari Tiga Puluh Tiga Dewa, alam dari Raja Dewa Sakka.
Dalam alam surga ini Sang Buddha mengajarkan Abhidhamma kepada para dewa selama tiga bulan.
4. Yama —Alam surga pada Dewa Yama.
5. Tusita —Alam Surga Menyenangkan.
Biasanya pada Bodhisattva yang hampir sempurna paramita mereka
hidup di alam surga ini. Alam surga ini merupakan alam terakhir bagi
Bodhisattva sebelum terlahir di alam manusia sebagai manusia untuk
menjadi Samma Sambuddha.
Ratu Mayadevi, tujuh hari setelah
melahirkan Pangeran Siddharta, meninggal dunia dan terlahir di alam ini.
Dari alam ini beliau ke alam Surga Tavatimsa untuk mendengar abhidhamma
yang diajarkan Sang Buddha.
6. Nimmanarati —Alam surga dari para dewa yang menikmati kesenangan istana-istana yang diciptakan mereka.
7. Paranimmitavasavatti —Alam surga dari dewa yang menikmati
ciptaan-ciptaan para dewa lain. Kehidupan para dewa di alam ini bagaikan
orang yang selalu diundang ke pesta yang besar, meriah dan mewah.
Alam-alam, yaitu alam Catummaharajika, Tavatimsa, Yama, Tusita,
Nimmanarati dan Paranimmitavasavatti merupakan alam surga dari para
dewa yang tubuh fisik mereka adalah lebih halus dan lebih bersih
daripada tubuh manusia. Tubuh para dewa tak dapat dilihat oleh mata
fisik manusia biasa. Makhluk di alam-alam surga ini pada suatu saat akan
meninggal atau lenyap dari alamnya masing-masing dan terlahir kembali
di alam lain sesuai dengan karma yang masih mereka miliki. Walaupun
kehidupan para dewa di alam surga lebih menyenangkan atau melebihi
kehidupan manusia, namun kesucian dan kebijaksanaan belum tentu
melampaui kesucian dan kebijaksanaan manusia.
Makhluk-makhluk yang terlahir di alam ini berdasarkan karma baik mereka
seperti melaksanakan dana, sila dan perbuatan karma baik lain. Tapi bila
karma baik mereka telah habis dan tak sempat mengembangkan batin dengan
belajar dan melaksanakan dharma, maka para dewa akan menemui ajal dan
terlahir kembali di alam dewa yang lebih rendah atau di alam manusia.
Empat Alam Tak Menyenangkan (Duggati) dan tujuh Alam
Menyenangkan (Suggati) diklasifikasikan sebagai Alam Nafsu (Kamaloka)
karena dalam sebelas alam ini, nafsu keinginan sangat kuat.
Lebih tinggi dari Alam Nafsu (kamaloka) adalah alam-alam Brahma atau
Rupa-Loka (Alam Bentuk) dimana makhluk-makhluk menikmati kesenangan
Jhana yang dihasilkan oleh meditasi. Makhluk-makhluk di alam-alam ini
tak memiliki nafsu indera dan mereka pun tak memiliki kelamin.
Rupaloka terdiri dari 16 alam dibagi sesuai dengan tingkat Jhana yang dicapai. Alam-alam itu adalah:
a. Alam Jhana Pertama
1. Brahma Parisajja —Alam Pengikut Brahma.
2. Brahma Purohita —Alam Para Menteri Brahma.
3. Maha Brahma —Alam Maha Brahma.
Alam-alam ini dicapai oleh seorang apabila ia meninggal pada
saat berada dalam meditasi dan mencapai Jhana I. Jika Jhana I kuat
sekali maka ia terlahir di alam Maha Brahma; sedang terlahir di alam
Brahma Purohita; dan agak lemah terlahir di alam Brahma Parisajja. Dari
ketiga alam Jhana I ini, Maha Brahma melebihi kedua alam lain dalam hal:
kebahagiaan, keindahan dan batas manusia.
b. Alam Jhana Kedua
4. Parittabha —Alam Brahma Cahaya Kecil.
5. Appamanaha —Alam Brahma Cahaya Tanpa Batas.
6. Abhassara —Alam Brahma Gemerlapan.
Perbedaan kelahiran dari orang yang telah mencapai Jhana II tergantung pada kekuatan Jhana II.
c. Alam Jhana Ketiga
7. Parittasubha —Alam Brahma Aura Kecil.
8. Appamansubha —Alam Brahma Aura Tanpa Batas.
9. Subhakinha —Alam Brahma Aura Tetap.
Kelahiran di alam-alam ini tergantung pada kekuatan Jhana III.
d. Alam Jhana Keempat
10. Vehappala —Alam Brahma Pahala Besar.
11. Asannasatta —Alam Brahma Tanpa Pikiran.
Dikatakan bahwa bila pada makhluk Asannasatta muncul pikiran maka ia lenyap dari alam ini dan terlahir di alam lain.
Lima alam berikut ini disebut alam Suddhavasa atau Alam Kediaman Suci, yaitu:
12 Aviha
13. Atappa
14. Sudassa
15. Sudassi
16. Akanittha
Makhluk yang dapat terlahir di lima alam Suddhavasa ini hanya
para Anagami; yaitu para Anagami yang tak melaksanakan meditasi atau
yang meninggal pada saat berada dalam Jhana I, II, III atau IV. Jika
Anagami berada dalam Jhana maka ia akan terlahir di alam sesuai dengan
Jhana yang dicapainya. Orang biasa, Sotapanna maupun Sakadagami yang
telah mencapai Jhana IV tidak dapat terlahir kembali di salah satu alam
Suddhavasa ini, kecuali di alam Vehapphapala dan Assannasatta. Anagami
yang mencapai Jhana IV dan meninggal pada saat berada dalam Jhana IV
akan terlahir kembali di alam Vehapphala, tetapi tidak di alam
Assannasatta.
Di samping Alam Bentuk (Rupaloka) ada Alam
Tanpa Bentuk (Arupaloka). Alam Arupa adalah alam tanpa jasmani. Dalam
Arupaloka tidak ada kelamin. Alam ini dicapai setelah orang sukses
dengan meditasi dan mencapai Arupajhana.
- Arupaloka terdiri dari empat
alam yaitu:Akasanancayata —Alam Ruang Tanpa Batas
- Vinnanan cayatana —Alam Kesadaran Tanpa Batas.
- Akincanacayatana —Alam Kekosongan.
- N'eva Sanna Na sannayatana —Alam Bukan Ide Maupun Bukan Ide.
Makhluk-makhluk yang belum melenyapkan semua kekotoran
batinnya akan terlahir kembali di salah satu dari 31 alam berdasarkan
pada perbuatannya. Bagi para Arahat atau Buddha yang telah melenyapkan
semua kekotoran batin, bila mereka meninggal dunia (parinibbana) tidak
akan terlahir kembali di salah satu 31 alam. Ketika para arahat dan
Buddha meninggal, mereka parinibbana atau meninggal secara total.